This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 07 Desember 2011

3. Deconstruction architecture


Arsitektur dekonstruksi merupakan pengembangan dari arsitektur modern. Munculnya arsitektur dekonstruksi sekitar tahun 1988 dalam sbuah diskusi Academy Forum di Tate Gallery,London. Kemudian disusul oleh pameran di Museum of Art,New York dengan tema “Deconstructivist Archiecture” yang diorganisir oleh Philip Johnson dan terdapat 7 arsitek yang menampilkan karya2nya, yaitu; Peter Esienman, Bernard Tschumi, Daneil Libeskind, Frank Gerhy, Zaha Hadid, Rem Koolhaas, dan Coop Himmelblau.

Arsitektur dekonstruksi juga telah menggariskan beberapa prinsip penting mengenai arsitektur:
* Tidak ada yang absolut dalam arsitektur, sehingga tidak ada satu langgam yang dianggap terbaik sehingga semuanya memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.
* Tidak ada pendewaan tokoh dalam arsitektur sehingga tidak timbul kecenderungan pengulangan ciri antara arsitek satu dan yang lain hanya karena arsitek yang satu dianggap dewa yang segala macam karyanya harus ditiru.
* Dominasi pandangan dan nilai absolut dalam arsitektur harus diakhiri, sehingga perkembangan arsitektur selanjutnya harus mengarah kepada keragaman pandangan dan tata nilai.

Ciri–ciri : Penampilan bidang2 yg simpang siur, garis –garis yang tidak beraturan, keseluruhan struktur seperti runtuh, kontaminasi bentuk murni menuju disharmoni dan konflik, menimbulkan rasa risi dan antipati, bersifat alienasi, mencekam, menakutkan, distorsi, deviasi.

CONTOH BANGUNAN
 
Swiss National Exibition
Arsitek : Wolf D. Prix, Helmut Swiczinsky
Lokasi : Swiss
Gedung ini dibuat untuk keperluan The 6th Swiss National Exhibition tanggal 15 May 2002 hingga 20 October 2002. Dengan bentukan seperti ini nampak jelas bahwa bangunan ini mampu menjadi landmark yang memancarkan power dan kebebasan penuh.Dapat dilihat bahwa bangunan ini sangat berani dalam permainan olahan bentuk, baik permainan bidang, garis dan massa. Permainan sense indera yang tidak hanya terpaku pada segi visual juga berperan dalam peletakan massa dan penggabungan massa menjadi nilai tambah yang pantas diperhitungkan.
 
 
 


DER NEUE ZOLLHOF
Arsitek : Frank O. Gehry
Lokasi : Dusseldorf, Germany
Bangunan ini berlokasi di tepi sungai Rheine di daerah publik yang berskala urban. Menempati lahan seluas 28.000 meter persegi menjadikan kompleks bangunan ini mampu menghadirkan sesuatu tanpa memikirkan keterbatasan ruang





DENVER ART MUSEUM
Arsitek : Daniel Libeskind
Lokasi : Denver, Colorado – USA
Bangunan ini didirikan diatas lahan seluas 146.000 square feet dan menjadi bangunan yang memiliki konstruksi paling unik bagi lingkungan sekitarnya.
Hal yang pertama kali nampak pada bangunan ini adalah proyeksi trimatra yang nampak kontras namun menjadikan bangunan ini lebih berirama.



Kamis, 08 September 2011


MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM,...




…,Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu, … (Al-Maidah : 3)


Dalam sejarah hidup manusia, kepercayaan adalah bagian yang tidak bisa


dihilangkan dalam bingkai utuh peradaban yang dijalaninya. Dalam kaitannya dengan kepercayaan, maka agama mendapatkan porsi yang v besar dalam tiap pembahasannya. Hal ini tidak hanya dikarenakan sejarah tertulis berkenaan dengan interaksi antara manusia dan agamanya, atau seuntai kisah antara kehebatan manusia yang beragama datau yang memilih hidup “kesepian” tanpa Tuhan, bahkan konflik terbesar yang pernah ada di bumi ini, mempunyai benang merah panjang dengan agama.


Agama, berdasar asal muasalnya bisa dibagi dalam dua bagian besar, yaitu agama samawi (langit) dan   agama ardhi (bumi). Agama langit adalah agama yang diturunkan Allah, berdasar wahyu dan nash yang jelas. Sedang agama bumi adalah agama yang lahir berkat “rekayasa” manusia hingga nilai-nilai yang dibawanya bisa dianggap sebagai kebenaran. Agama langit yang dimaksud adalah Yahudi, Nasrani, Islam. Sedang agama ardhi sendiri mempunyai banyak nama dan karakter yang unik, Budha, Hindu, Kong Hu Chu, dan berbagai kepercayaan lain.
Dalam pembahasan kali ini kita akan banyak berbicara tentang sebuah agama yang telah banyak menorehkan sejarah dalam perikehidupan manusia. Nama “Islam” sendiri dalam bahasa Arab bisa diartikan dalam berbagai macam, Aslama (menyerah), Istaslama (penyerahan total), Saliim (bersih), Salm (damai). Semua nama yang telah disebutkan di atas, bukan bermakna konotatif dan berkebalikan sehingga menimbulkan kerancuan karena terdiri dari banyak makna, namun sebuah kesatuan utuh yang menjadikannya sebagi karakter dari nama itu sendiri bahkan menunjukkan nilai komprehensifitas yang dimiliki.
Islam berkenaan dengan Aqidah, yang menghendaki pembebasan manusia dari penghambaan kepada manusia atau apapun selain ilah yang haq yaitu Allah. Islam berkenaan pula dengan Ibadah, nilai-nilai penghambaan tadi diatur oleh aturan yang jelas sesuai dengan syariat yang telah ditentukan. Shalat, zakat, haji, dan ibadah-ibadah lain merupakan bagian darinya. Islam juga berkenaan dengan bangunan kehidupan yang tegal di atas rukun-rukun yang tercermin dalam setiap sendi kehidupan yang dibentuk olehnya.
Agama ini adalah agama terakhir yang turunkan Allah kepada manusia. Pengakhiran penurunannya juga disertai dengan kelengkapan aturan-aturan yang harus dijalankan. Telah dicukupkan oleh Allah bagi agama ini, sehingga tidak akan ada lagi revisi atau tambahan yang sifatnya mendasar.
Islam diturunkan tentu memiliki berbagai karakteristik yang mendukung nilai-nilai kemuliaan yang diusung olehnya. Berbagai karakter yang tidak bisa dihilangkan darinya adalah :
1. Rabbaniyah
Rabbaniyah adalah sebuah bentuk mashdar artifisial yang dikembalikan pada “Rabb”. Agama yang bernama islam ini adalah agama yang mendasarkan semuanya pada manhaj ilahi. Aspek yang berkaitan dengan ke-Rabbaniyahan-an itu sendiri diantaranya adalah, Pertama, rabbaniyah dalam tujuan dan orientasi. Islam adalah agama yang menjadikan tujuan  dan sasaran dari semua aktifitas yang dibangun adalah kepada Rabbnya. Kedua, rabbaniyah dalam sumber dan manhaj. Segala hal yang berkaitan dengan sisi-sisi kehidupan dalam Islam, haruslah bersumber dari ajaran Allah. Tidak dibenarkan mengambil hokum selain dari-Nya, begitu pula denga manhaj (metode) yang dipergunakan.
2. Insaniyah
Islam bukanlah sebuah agama yang “horror”, yang hanya berisi larangan dan perintah yang sifanya begitu memaksa dan memberatkan. Tidak pernah diatur dalam Islam bahwa seorang sumai harus membanting tenaga memenuhi kebutuhan keluarga, hingga melupakan hak-hak keluarganya. Tidak pernah ada dalam islam perintah untuk ibadah yang melupakan hak-hak badannya. Semua syariat dalam Islam diterapkan sesuai batas-batas kemanusiaan. Maka kemudian Allah berfirman “ Dan bertakwalah dengan semammpu kalian…
3. Syumul wa mutakammil
Islam adalah agama yang di desain bagi rahmat seluruh alam. Dengan demikian Islam menghendaki semua yang ada di dunia berjalan secara harmonis sesuai dengan iradah-Nya. Hal ini juga bermakna bahwa islam telah menyediakan berbagai perangkat yang bersifat universal untuk mengatur sendi-sendi kehidupan. Agar dapat mengatur berbagai kehidupan di semesta, maka aturan tersebut haruslah berorientasi panang dan jauh dari nilai-nilai pragmatis. Oleh karenya, salah satu ciri ke-universalan yang dimiliki dalam Islam adalah nilai yang tidak akan lekang oleh tempat dan waktu. Dengan demikian, ummat dimanapun dan dalam waktu kapanpun masih bisa meggunakannya sebagai pijakan (syumul).
Mutakammil, berarti bahwa nilai-nilai yang dijelaskan tadi bersifat sempurna. Tidak perlu lagi ada penambahan yang akan mengubah nilai-nilai dasar yang ada dalam Islam. Sebab, islam adalah agama yang akan terjaga hingga akhi dar umur dunia.
Dari berbagai karakter di atas, sebenarnya Allah telah memberikan gambaran kemudahan bagi manusia agar bisa ber islam secara benar. Tidak perlu umat Islam merasa minder dengan umat lain, karena sesunguhnya umat yang “bernaung” di bawah panji dan ketentuan dalam Islam, adalah umat terbaik.