MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM,...
…,Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama
bagimu, … (Al-Maidah : 3)
Dalam sejarah hidup manusia, kepercayaan adalah bagian yang tidak bisa
dihilangkan
dalam bingkai utuh peradaban yang dijalaninya. Dalam kaitannya dengan
kepercayaan, maka agama mendapatkan porsi yang v besar dalam tiap
pembahasannya. Hal ini tidak hanya dikarenakan sejarah tertulis
berkenaan dengan interaksi antara manusia dan agamanya, atau seuntai
kisah antara kehebatan manusia yang beragama datau yang memilih hidup
“kesepian” tanpa Tuhan, bahkan konflik terbesar yang pernah ada di bumi
ini, mempunyai benang merah panjang dengan agama.
Agama, berdasar asal muasalnya bisa dibagi dalam dua bagian besar,
yaitu agama samawi (langit) dan agama ardhi (bumi). Agama langit
adalah agama yang diturunkan Allah, berdasar wahyu dan nash yang jelas.
Sedang agama bumi adalah agama yang lahir berkat “rekayasa” manusia
hingga nilai-nilai yang dibawanya bisa dianggap sebagai kebenaran. Agama
langit yang dimaksud adalah Yahudi, Nasrani, Islam. Sedang agama ardhi
sendiri mempunyai banyak nama dan karakter yang unik, Budha, Hindu, Kong
Hu Chu, dan berbagai kepercayaan lain.
Dalam pembahasan kali ini kita akan banyak berbicara tentang sebuah
agama yang telah banyak menorehkan sejarah dalam perikehidupan manusia.
Nama “Islam” sendiri dalam bahasa Arab bisa diartikan dalam berbagai
macam,
Aslama (menyerah),
Istaslama (penyerahan total),
Saliim (bersih),
Salm
(damai). Semua nama yang telah disebutkan di atas, bukan bermakna
konotatif dan berkebalikan sehingga menimbulkan kerancuan karena terdiri
dari banyak makna, namun sebuah kesatuan utuh yang menjadikannya sebagi
karakter dari nama itu sendiri bahkan menunjukkan nilai
komprehensifitas yang dimiliki.
Islam berkenaan dengan Aqidah, yang menghendaki pembebasan manusia
dari penghambaan kepada manusia atau apapun selain ilah yang haq yaitu
Allah. Islam berkenaan pula dengan Ibadah, nilai-nilai penghambaan tadi
diatur oleh aturan yang jelas sesuai dengan syariat yang telah
ditentukan. Shalat, zakat, haji, dan ibadah-ibadah lain merupakan bagian
darinya. Islam juga berkenaan dengan bangunan kehidupan yang tegal di
atas rukun-rukun yang tercermin dalam setiap sendi kehidupan yang
dibentuk olehnya.
Agama ini adalah agama terakhir
yang
turunkan Allah kepada manusia. Pengakhiran penurunannya juga disertai
dengan kelengkapan aturan-aturan yang harus dijalankan. Telah dicukupkan
oleh Allah bagi agama ini, sehingga tidak akan ada lagi revisi atau
tambahan yang sifatnya mendasar.
Islam diturunkan tentu memiliki berbagai karakteristik yang mendukung
nilai-nilai kemuliaan yang diusung olehnya. Berbagai karakter yang
tidak bisa dihilangkan darinya adalah :
1. Rabbaniyah
Rabbaniyah adalah sebuah bentuk
mashdar artifisial yang
dikembalikan pada “Rabb”. Agama yang bernama islam ini adalah agama yang
mendasarkan semuanya pada manhaj ilahi. Aspek yang berkaitan dengan
ke-Rabbaniyahan-an itu sendiri diantaranya adalah,
Pertama,
rabbaniyah dalam tujuan dan orientasi. Islam adalah agama yang
menjadikan tujuan dan sasaran dari semua aktifitas yang dibangun adalah
kepada Rabbnya.
Kedua, rabbaniyah dalam sumber dan manhaj.
Segala hal yang berkaitan dengan sisi-sisi kehidupan dalam Islam,
haruslah bersumber dari ajaran Allah. Tidak dibenarkan mengambil hokum
selain dari-Nya, begitu pula denga manhaj (metode) yang dipergunakan.
2. Insaniyah
Islam bukanlah sebuah agama yang “horror”, yang hanya berisi larangan
dan perintah yang sifanya begitu memaksa dan memberatkan. Tidak pernah
diatur dalam Islam bahwa seorang sumai harus membanting tenaga memenuhi
kebutuhan keluarga, hingga melupakan hak-hak keluarganya. Tidak pernah
ada dalam islam perintah untuk ibadah yang melupakan hak-hak badannya.
Semua syariat dalam Islam diterapkan sesuai batas-batas kemanusiaan.
Maka kemudian Allah berfirman “
Dan bertakwalah dengan semammpu kalian…”
3. Syumul wa mutakammil
Islam adalah agama yang di desain bagi rahmat seluruh alam. Dengan
demikian Islam menghendaki semua yang ada di dunia berjalan secara
harmonis sesuai dengan iradah-Nya. Hal ini juga bermakna bahwa islam
telah menyediakan berbagai perangkat yang bersifat universal untuk
mengatur sendi-sendi kehidupan. Agar dapat mengatur berbagai kehidupan
di semesta, maka aturan tersebut haruslah berorientasi panang dan jauh
dari nilai-nilai pragmatis. Oleh karenya, salah satu ciri ke-universalan
yang dimiliki dalam Islam adalah nilai yang tidak akan lekang oleh
tempat dan waktu. Dengan demikian, ummat dimanapun dan dalam waktu
kapanpun masih bisa meggunakannya sebagai pijakan (
syumul).
Mutakammil, berarti bahwa nilai-nilai yang dijelaskan tadi
bersifat sempurna. Tidak perlu lagi ada penambahan yang akan mengubah
nilai-nilai dasar yang ada dalam Islam. Sebab, islam adalah agama yang
akan terjaga hingga akhi dar umur dunia.
Dari berbagai karakter di atas, sebenarnya Allah telah memberikan
gambaran kemudahan bagi manusia agar bisa ber islam secara benar. Tidak
perlu umat Islam merasa minder dengan umat lain, karena sesunguhnya umat
yang “bernaung” di bawah panji dan ketentuan dalam Islam, adalah umat
terbaik.